Oleh : Nurul Rosana dan Risky
1. Komponen Rumpon Laut Dalam di Sendang Biru Malang Selatan
Di wilayah Sendang Biru, nelayan setempat membuat rumpon laut dalam dengan menggunakan konsep rumpon yang memiliki daya tahan tinggi. Bentuk dan kontruksi tersebut
merupakan produk teknologi rekayasa yang mengikuti perkembangan. Penggunaan rumpon berfungsi sebagai alat pemikat gerombolan ikan, seperti : tongkol (Euthynnus
sp), Cakalang (Katsuwonus pelamis),
Tuna (Thunus albacares, layang (Decapterus sp), lemuru (Sardinnela sp), dan layur (Trichiurus sp) yang diletakkan di
perairan yang memiliki kedalaman antara 1500 – 3000 meter dibawah permukaan
laut dan diletakkan pada jarak 15 mil sampai 200 mil laut dari daratan. Secara
garis besar susunan kontruksi rumpon laut dalam milik nelayan Sendang Biru meliputi
: pelampung, tali utama, attraktor, dan pemberat. Uraian mengenai kontruksi
rumpon yang digunakan nelayan adalah sebagai berikut:
a.
Pelampung
Bahan pelampung
terbuat dari plat besi dengan tebal 3 mm.
Pemilihan plat besi sebagai bahan dari pelampung karena besi memiliki sifat
kedap air serta kuat dalam menahan benturan arus, gelombang maupun benda keras.
Pelampung ini mempunyai bentuk torpedo atau menyerupai kerucut. Tujuan
pelampung dibuat kerucut adalah untuk memecah kekuatan arus atau sebagai
pemecah gelombang. Ukuran dari pelampung tersebut adalah panjang 4-5 m dengan
diameter 80 cm. Satu ponton pelampung membutuhkan 2,5 lembar plat besi. Warna
dari pelampung adalah orange.
Penggunaan warna - warna cerah ini bertujuan sebagai penanda agar rumpon dapat
dengan mudah terlihat dari permukaan laut. Isi dari pelampung adalah xeroform (gabus). Xeroform yang dibutuhkan sebanyak 10 lembar dengan panjang 5 cm,
dengan tujuan untuk menambah daya apung dari pelampung dan mencegah pelampung
agar tidak tenggelam.
Pada konstruksi, pelampung terletak di bagian atas. Dalam
kondisi terapung tersebut bentuk pelampung
disesuaikan dengan fungsinya, sehingga mampu menahan gelombang dan arus.
Pelampung juga dapat digunakan sebagai tempat tambatan kapal yang hendak
memancing di daerah rumpon. Disamping itu pelampung juga harus memiliki daya
tahan yang kuat terhadap gesekan benda–benda keras dan tahan terhadap korosi
atau pengkaratan, oleh karena itu pelampung harus diberi lapisan cat yang tahan
terhadap air laut. Lapisan yang diberikan merupakan cat besi anti pollen, untuk
satu pelampung memerlukan 2 kaleng cat. Komponen
pendukung lain dalam pelampung ini adalah bendera sebagai tanda
kepemilikan yang diletakkan pada pipa besi setinggi 0,5 m, ban hill (ban
bekas) untuk menunjang daya apung pelampung, baja setengah lingkaran
sebagai tambatan kapal dan untuk meletakkan tali atraktor serta ban hill.
b. Tali
Utama
Tali utama yang digunakan adalah jenis polyethilene merek DN dengan diameter 22
mm. Panjang tali utama yang digunakan dalam konstruksi rumpon laut dalam ini
adalah 3000 m. Berat tali utama yang digunakan dalam konstruksi rumpon laut
dalam ini adalah 1 ton (1000 kg). Panjang tali utama yang digunakan disesuaikan
dengan kedalaman perairan dimana rumpon tersebut di pasang. Untuk menentukan
kedalaman perairan, nelayan menggunakan peta laut sebagai acuan. Adapun pemilihan polyethilene sebagai bahan tali utama
karena tali ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
- Mempunyai daya
elastisitas yang tinggi
- Harga relatif murah
- Mudah diperoleh di pasaran
- Kuat dan tahan terhadap pembusukan
- Mempunyai daya tahan putus yang kuat
- Tidak hidroskopis (menyerap air)
- Serat-seratnya tidak terputus
Fungsi
dari tali utama adalah sebagai penghubung antara pelampung, pemberat, dan
atraktor. Penyambungan tali dilakukan
dengan cara disimpul 3-5 kali lalu diikat kuat. Untuk mencegah agar tali utama
tidak membelit dan memberi gaya berat pada tali saat berada di laut, tali utama
di pasang ban hill yang telah di cor semen sebanyak 4 buah. Pemberat pada tali
utama ini masing-masing mempunyai berat 15 kg.
c.
Atraktor
Atraktor pada rumpon laut dalam
terbuat dari daun kelapa, tali Polyethilene
merek DN, serta tali rafia. Panjang tali 34 m dengan diameter 22 mm dan berat
keseluruhan tali atraktor 5 kg. Daun kelapa yang digunakan pada rumpon laut
dalam sebanyak 26-35 buah. Selain daun kelapa juga dipasang tali rafia yang
telah dihancurkan. Pada atraktor juga diberi pemberat dari ban hill yang telah
dicor dengan semen sebanyak satu buah dengan berat 15 kg. Atraktor ini
berfungsi untuk menarik ikan agar berkumpul (aggregator) disekitar rumpon dan sebagai tempat berlindung serta
mencari makan karena substrat yang menempel pada daun kelapa menyebabkan banyak
fitoplakton di area sekitar rumpon.
Menurut Menurut Subani dan Barus (1989), fishing ground buatan mempunyai
persyaratan sebagai berikut:
- Harus dapat cepat membusuk.
- Tumbuhan harus
mengandung banyak klorofil.
- Harus dapat
bertahan lama (15 hari) atau lebih, berserat memanjang atau kuat.
- Harus dapat
menciptakan lingkungan yang teduh (untuk melindungi dari biota yang
tingkatnya lebih tinggi dan terhindar dari sinar matahari langsung).
- Mudah diangkat,
diperbaharui, dipindah dan murah harganya.
d.
Pemberat
Bahan yang diperlukan untuk membuat pemberat rumpon laut
dalam terdiri dari semen, pasir, batu kecil (koral) serta ban hill.
Perbandingan dalam pencampuran semen, pasir, batu kecil adalah 1:2:3. Pemberat
ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, tinggi
20 cm. Masing-masing pemberat mempunyai berat 100 kg. Pada bagian atas pemberat
diberi ban hill berbentuk setengah lingkaran yang menyatu pada cor semen,
berfungsi sebagai tempat untuk mengikat tali. Sebelumnya ban hill dilingkari
dengan jaring agar tidak mudah putus.
Peranan pemberat pada konstruksi rumpon laut dalam adalah
agar menjadikan posisi rumpon tidak berubah atau bergeser apabila terkena
dorongan arus atau gelombang laut, sehingga berat dari pemberat minimal dua
kali dari besarnya gaya yang diterima dari tali utama. Dalam konstruksi rumpon
ini menggunakan 21 buah pemberat pada tali utama serta tali atraktor juga
menggunakan pemberat, pemberat ini berbeda dengan pemberat utama. Pemberat ini
terbuat dari ban hill yang telah di cor dengan semen dan masing-masing memiliki
berat 15 kg. Fungsi dari pemberat tali atraktor sebagai gaya berat agar
atraktor tidak mengalami pergeseran serta goncangan apabila terkena arus atau
gelombang laut. Untuk tali utama dibutuhkan 4 buah pemberat dan pada tali
atraktor dibutuhkan1 buah.
|
Gambar Komponen rumpon laut dalam (dari atas kebawah : pelampung, tali utama dan tali pendukung, atraktor dan tali atraktor, pemberat) |
2. Pemasangan
Rumpon
Sebelum melabuhkan rumpon, terlebih dahulu dilakukan
survei perairan untuk memperoleh masukan dan bahan pertimbangan dalam
menentukan lokasi yang sesuai untuk menerjunkan rumpon. Survei perairan di
sepanjang landas kontinen Samudera Hindia menggunakan sejumlah peralatan,
antara lain:
1. Penentuan posisi kapal dan kedudukan rumpon menggunakan
GPS (Global Positioning System).
2. Arah haluan, baringan kapal terhadap benda-benda daratan
dilakukan dengan kompas tangan.
Hasil survei menunjukkan bahwa penempatan rumpon
sebaiknya pada perairan landas kontinen berkisar 1 mil hingga 5 mil dari garis
pantai, karena kedalaman perairan pada jarak lebih dari 5 mil diluar garis
pantai cenderung berubah tajam memasuki lereng kontinen, Penempatan rumpon pada
lereng kontinen sangat riskan bagi rumpon karena beberapa hal, antara lain:
1. Jangkar rumpon dapat tergelincir (sliding) ke
dasar perairan yang lebih dalam.
2. Tali utama dapat bergesekan langsung dengan tubir karang
3. Hepasan gelombang pada lereng kontinen lebih besar
dibandingkan pada landas kontinen
Pelaksanaan pemasangan atau penerjunan
rumpon sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sebab pada saat itu
kondisi laut umumnya dalam keadaan tenang. Adapun urutan pelaksanaan penerjunan
rumpon dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pangkal tali atraktor dikaitkan dengan pelampung
b. Ujung tali atraktor dikaitkan dengan pangkal tali
pemberat rangkap dua
c. Bila kapal sudah mendekati posisi lokasi penerjunan,
kapal mengambil posisi melawan arus
d. Pelampung yang diterjunkan, disusul tali atraktor yang
diulur dan dilanjutkan dengan rakitan atraktor diterjunkan secara satu persatu
agar tidak saling terkait dan melilit. Yang terakhir rangkaian
pemberat diterjunkan secara serentak.
Pengangkutan kontruksi rumpon pada lokasi yang telah
ditentukan seperti pelampung, tali utama, attractor, dan pemberat, memerlukan 4
– 5 perahu. Jenis perahu yang digunakan dalam penerjunan rumpon adalah sekoci.