Thursday, 11 December 2014

Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature) di Perairan Indonesia


Oleh : Nurul Rosana

Istilah suhu permukaan laut secara umum sering digunakan dalam bidang kelautan maupun perikanan, yang merupakan bagian dari suhu perairan secara keseluruhan.  Dalam bidang perikanan,  suhu permukaan laut adalah salah satu parameter fisik oseanografi yang digunakan untuk menganalisis daerah penangkapan ikan (fishing ground), dan merupakan  faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan. 

Suhu permukaan laut mempengaruhi aktifitas metabolisme maupun pekembangbiakan dari organisme-organisme yang ada di perairan.  Oleh karena itu tidaklah  mengherankan jika banyak dijumpai barmacam-macam jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat perairan di dunia (Hutabarat dan Evans, 2000).
Ilahude (1999), menjelaskan bahwa salah satu parameter oseanografi yang mencirikan massa air di lautan ialah suhu.  Massa air yang terdapat di laut berbeda-beda karakteristiknya dari satu tempat ke tempat lain.  Untuk menandai berbagai macam karakteristik massa air tersebut dipakai parameter suhu sebagai indikator, karena itu karakter sebaran suhu dipakai untuk mengetahui adannya sebaran massa air.

Pada saat ini informasi tentang SPL (suhu permukaan laut) dapat dilihat dan ditelaah dengan menggunakan citra suhu permukaan laut telah banyak diaplikasikan untuk perikanan dan pemanfaatan sumberdaya hayati laut.  Untuk penentuan suhu permukaan laut dari satelit pengukuran dilakukan dengan radiasi infra merah pada panjang gelombang 3-14 µm.  Pengukuran spektrum inframerah yang dipancarkan oleh permukaan laut hanya dapat memberikan informasi suhu pada lapisan permukaan sampai kedalaman tertentu.  

Dari pola distribusi citra suhu permukaan laut dapat dilihat fenomena oseanografi seperti upwelling, front dan pola arus permukaan.  Daerah yang mempunyai fenomena tersebut umumnya merupakan perairan yang subur.  Dengan diketahuinya daerah perairan yang subur tersebut maka daerah penangkapan ikan dapat diketahui, karena migrasi ikan cenderung ke perairan yang subur.

Menurut Lasker et al (1981) menunjukan bahwa citra suhu permukaan laut dapat digunakan untuk mendeteksi daerah bertelur (spawning ground) ikan anchovy di Teluk California Selatan.  Walaupun citra suhu permukaan laut tersebut hanya menggambarkan keadaan sesaat sebaran suhu permukaan laut di daerah studi, akan tetapi fenomena yang terjadi berubah sangat lambat, sehingga untuk kondisi beberapa hari distribusi suhu tersebut dapat dianggap sama.

Berikut adalah contoh distribusi suhu permukaan laut (SPL) di Indonesia dalam beberapa tahun :

Distribusi SPL  pada bulan Februari  2012 berkisar antara 28,8-33,2 derajat Celcius

Distribusi SPL  pada bulan Maret 2008 berkisar antara 31-33,2 derajat Celcius

Distribusi SPL  pada bulan November 2011 berkisar antara 28,8-33,2 derajat Celcius

Distribusi SPL  pada bulan Agustus 2010 berkisar antara 26,6-31,0 derajat Celcius
Sebaran suhu permukaan laut pada peta SPL diatas dapat dilihat bahwa suhu cenderung relatif rendah pada bulan Agustus dimana terjadi musim timur, dimana terlihat di samudera Indonesia (berwarna hijau) yang menandakan terjadinya upwelling dan suhu relatif mulai tinggi pada bulan November, Maret dan Februari dimana terjadi musim barat ke peralihan.

4 comments:

  1. maaf dapusnya manah yah mbak / mas, soalnya ditulisan anda ada tinjauan pustakanya akan tetapi di akhir tulisan tidak ada dapusnya

    ReplyDelete
  2. dapus nya dong min. buat refrensi bagus bngt nih

    ReplyDelete
  3. Untuk suhu permukaan air laut.
    Dimanakah di lalukan pemgukuran ?
    Apakah terpasang 10cm diatas permukaan air laut.(sensor suhu tidak terkena air laut) Ataukah 10cm di dalam air laut (sensor suhu tenggelam di air laut)

    ReplyDelete