Tuesday, 9 December 2014

Komponen dan Pemasangan Rumpon Laut Dalam di Perairan Sendang Biru Malang Selatan

Oleh : Nurul Rosana dan Risky


1. Komponen Rumpon Laut Dalam di Sendang Biru Malang Selatan
            Di wilayah Sendang Biru, nelayan setempat  membuat rumpon laut dalam dengan menggunakan konsep rumpon yang memiliki daya tahan tinggi. Bentuk dan kontruksi tersebut merupakan produk teknologi rekayasa yang mengikuti perkembangan.  Penggunaan rumpon berfungsi sebagai alat pemikat gerombolan ikan, seperti : tongkol (Euthynnus sp), Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tuna (Thunus albacares, layang (Decapterus sp), lemuru (Sardinnela sp), dan layur (Trichiurus sp) yang diletakkan di perairan yang memiliki kedalaman antara 1500 – 3000 meter dibawah permukaan laut dan diletakkan pada jarak 15 mil sampai 200 mil laut dari daratan. Secara garis besar susunan kontruksi rumpon laut dalam milik nelayan Sendang Biru meliputi : pelampung, tali utama, attraktor, dan pemberat. Uraian mengenai kontruksi rumpon yang digunakan nelayan adalah sebagai berikut:

a. Pelampung
Bahan pelampung  terbuat dari plat besi dengan tebal 3 mm. Pemilihan plat besi sebagai bahan dari pelampung karena besi memiliki sifat kedap air serta kuat dalam menahan benturan arus, gelombang maupun benda keras. Pelampung ini mempunyai bentuk torpedo atau menyerupai kerucut. Tujuan pelampung dibuat kerucut adalah untuk memecah kekuatan arus atau sebagai pemecah gelombang. Ukuran dari pelampung tersebut adalah panjang 4-5 m dengan diameter 80 cm. Satu ponton pelampung membutuhkan 2,5 lembar plat besi. Warna dari pelampung adalah orange. Penggunaan warna - warna cerah ini bertujuan sebagai penanda agar rumpon dapat dengan mudah terlihat dari permukaan laut. Isi dari pelampung adalah xeroform (gabus). Xeroform yang dibutuhkan sebanyak 10 lembar dengan panjang 5 cm, dengan tujuan untuk menambah daya apung dari pelampung dan mencegah pelampung agar tidak tenggelam. 
Pada konstruksi, pelampung terletak di bagian atas.  Dalam kondisi terapung tersebut bentuk pelampung disesuaikan dengan fungsinya, sehingga mampu menahan gelombang dan arus. Pelampung juga dapat digunakan sebagai tempat tambatan kapal yang hendak memancing di daerah rumpon. Disamping itu pelampung juga harus memiliki daya tahan yang kuat terhadap gesekan benda–benda keras dan tahan terhadap korosi atau pengkaratan, oleh karena itu pelampung harus diberi lapisan cat yang tahan terhadap air laut. Lapisan yang diberikan merupakan cat besi anti pollen, untuk satu pelampung memerlukan 2 kaleng cat. Komponen pendukung lain dalam pelampung ini adalah bendera sebagai tanda kepemilikan yang diletakkan pada pipa besi setinggi 0,5 m, ban hill (ban bekas) untuk menunjang daya apung pelampung, baja setengah lingkaran sebagai tambatan kapal dan untuk meletakkan tali atraktor serta ban hill.

b. Tali Utama
Tali utama yang digunakan adalah jenis polyethilene merek DN dengan diameter 22 mm. Panjang tali utama yang digunakan dalam konstruksi rumpon laut dalam ini adalah 3000 m. Berat tali utama yang digunakan dalam konstruksi rumpon laut dalam ini adalah 1 ton (1000 kg). Panjang tali utama yang digunakan disesuaikan dengan kedalaman perairan dimana rumpon tersebut di pasang. Untuk menentukan kedalaman perairan, nelayan menggunakan peta laut sebagai acuan.  Adapun pemilihan polyethilene sebagai bahan tali utama karena tali ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
  • Mempunyai daya elastisitas yang tinggi
  • Harga relatif murah
  • Mudah diperoleh di pasaran
  • Kuat dan tahan terhadap pembusukan
  • Mempunyai daya tahan putus yang kuat
  • Tidak hidroskopis (menyerap air)
  • Serat-seratnya tidak terputus
Fungsi dari tali utama adalah sebagai penghubung antara pelampung, pemberat, dan atraktor. Penyambungan tali dilakukan dengan cara disimpul 3-5 kali lalu diikat kuat. Untuk mencegah agar tali utama tidak membelit dan memberi gaya berat pada tali saat berada di laut, tali utama di pasang ban hill yang telah di cor semen sebanyak 4 buah. Pemberat pada tali utama ini masing-masing mempunyai berat 15 kg.

c. Atraktor
Atraktor pada rumpon laut dalam terbuat dari daun kelapa, tali Polyethilene merek DN, serta tali rafia. Panjang tali 34 m dengan diameter 22 mm dan berat keseluruhan tali atraktor 5 kg. Daun kelapa yang digunakan pada rumpon laut dalam sebanyak 26-35 buah. Selain daun kelapa juga dipasang tali rafia yang telah dihancurkan. Pada atraktor juga diberi pemberat dari ban hill yang telah dicor dengan semen sebanyak satu buah dengan berat 15 kg. Atraktor ini berfungsi untuk menarik ikan agar berkumpul (aggregator) disekitar rumpon dan sebagai tempat berlindung serta mencari makan karena substrat yang menempel pada daun kelapa menyebabkan banyak fitoplakton di area sekitar rumpon.  
Menurut Menurut Subani dan Barus (1989), fishing ground buatan mempunyai persyaratan sebagai berikut:
  1. Harus dapat cepat membusuk.
  2. Tumbuhan harus mengandung banyak klorofil.
  3. Harus dapat bertahan lama (15 hari) atau lebih, berserat memanjang atau kuat.
  4. Harus dapat menciptakan lingkungan yang teduh (untuk melindungi dari biota yang tingkatnya lebih tinggi dan terhindar dari sinar matahari langsung).
  5. Mudah diangkat, diperbaharui, dipindah dan murah harganya.

d. Pemberat
Bahan yang diperlukan untuk membuat pemberat rumpon laut dalam terdiri dari semen, pasir, batu kecil (koral) serta ban hill. Perbandingan dalam pencampuran semen, pasir, batu kecil adalah 1:2:3. Pemberat ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, tinggi 20 cm. Masing-masing pemberat mempunyai berat 100 kg. Pada bagian atas pemberat diberi ban hill berbentuk setengah lingkaran yang menyatu pada cor semen, berfungsi sebagai tempat untuk mengikat tali. Sebelumnya ban hill dilingkari dengan jaring agar tidak mudah putus.
Peranan pemberat pada konstruksi rumpon laut dalam adalah agar menjadikan posisi rumpon tidak berubah atau bergeser apabila terkena dorongan arus atau gelombang laut, sehingga berat dari pemberat minimal dua kali dari besarnya gaya yang diterima dari tali utama. Dalam konstruksi rumpon ini menggunakan 21 buah pemberat pada tali utama serta tali atraktor juga menggunakan pemberat, pemberat ini berbeda dengan pemberat utama. Pemberat ini terbuat dari ban hill yang telah di cor dengan semen dan masing-masing memiliki berat 15 kg. Fungsi dari pemberat tali atraktor sebagai gaya berat agar atraktor tidak mengalami pergeseran serta goncangan apabila terkena arus atau gelombang laut. Untuk tali utama dibutuhkan 4 buah pemberat dan pada tali atraktor dibutuhkan1 buah. 

Gambar Komponen rumpon laut dalam
 (dari atas kebawah : pelampung, tali utama dan tali pendukung, atraktor dan tali atraktor, pemberat)



2. Pemasangan Rumpon
Sebelum melabuhkan rumpon, terlebih dahulu dilakukan survei perairan untuk memperoleh masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi yang sesuai untuk menerjunkan rumpon. Survei perairan di sepanjang landas kontinen Samudera Hindia menggunakan sejumlah peralatan, antara lain:
1.    Penentuan posisi kapal dan kedudukan rumpon menggunakan GPS (Global Positioning System).
2.    Arah haluan, baringan kapal terhadap benda-benda daratan dilakukan dengan kompas tangan.
Hasil survei menunjukkan bahwa penempatan rumpon sebaiknya pada perairan landas kontinen berkisar 1 mil hingga 5 mil dari garis pantai, karena kedalaman perairan pada jarak lebih dari 5 mil diluar garis pantai cenderung berubah tajam memasuki lereng kontinen, Penempatan rumpon pada lereng kontinen sangat riskan bagi rumpon karena beberapa hal, antara lain:
1.    Jangkar rumpon dapat tergelincir (sliding) ke dasar perairan yang lebih dalam.
2.    Tali utama dapat bergesekan langsung dengan tubir karang
3.    Hepasan gelombang pada lereng kontinen lebih besar dibandingkan pada landas kontinen

Pelaksanaan pemasangan atau penerjunan rumpon sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sebab pada saat itu kondisi laut umumnya dalam keadaan tenang. Adapun urutan pelaksanaan penerjunan rumpon dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.     Pangkal tali atraktor dikaitkan dengan pelampung
b.     Ujung tali atraktor dikaitkan dengan pangkal tali pemberat rangkap dua
c.     Bila kapal sudah mendekati posisi lokasi penerjunan, kapal mengambil posisi melawan arus
d.     Pelampung yang diterjunkan, disusul tali atraktor yang diulur dan dilanjutkan dengan rakitan atraktor diterjunkan secara satu persatu agar tidak saling terkait dan melilit. Yang terakhir rangkaian pemberat diterjunkan secara serentak.

Pengangkutan kontruksi rumpon pada lokasi yang telah ditentukan seperti pelampung, tali utama, attractor, dan pemberat, memerlukan 4 – 5 perahu. Jenis perahu yang digunakan dalam penerjunan rumpon adalah sekoci.

No comments:

Post a Comment