Clownfish dalam bahasa umum di masyarakat Indonesia lebih dikenal dengan nama ikan Nemo, adalah salah satu ikan hias air laut yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi, karena memiliki bentuk tubuh yang indah, gerakan yang lincah, tidak ganas dan keindahan warna. Propinsi Lampung memiliki Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) yang mengembangkan clownfish dengan cara budidaya. Upaya budidaya dilakukan BBPBL untuk mengimbangi penangkapan di alam, sehingga eksploitasi dapat dikendalikan.
Kegiatan budidaya clownfish yang dilakukan sejak tahun 2008 dengan benih berasal dari alam. Kegiatan budidaya dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu : pemeliharaan calon induk, penjodohan, pemijahan dan pengeraman, panen larva dan pemeliharaan larva, pemeliharaan benih.
Pemeliharaan Calon Induk
Pemeliharaan calon induk dilakukan dalam wadah pemeliharaan dan diberi tanaman/anemon dan substrat dari bahan karang/genteng/tembikar. Lama pemeliharaan benih yang berukuran 1.5 cm sampai siap dijadikan calon induk sekitar 5-6 bulan. Calon induk berukuran 4-5 cm. Pakan induk adalah pelet dan sebagai pelengkap nutrisi diberi tambahan udang jembret dan artemia dewasa serta cacing darah.
Penjodohan
Kegiatan penjodohan clownfish dilakukan bila calon induk berukuran lebih dari 4 cm. Wadah yang digunakan dari kaca, untuk mempermudah pengamatan dan seleksi calon induk. Kepadatan pemeliharaan : 5-6 ekor/100 liter. Anemon laut sangat disarankan ditempatkan dalam wadah untuk menciptakan suasana nyaman dan memicu terbentuknya pasangan baru. Kemudian dilakukan pengamatan dan perlakuan sedemikian rupa sampai didapat sepasang calon induk yang hidup secara harmonis.
Pemijahan dan Pengeraman
Sebelum pemijahan, induk jantan melakukan pembersihan substrat, melakukan gerakan berayun-ayun didepan betina dan mengitari betina. Selanjutnya pada saat memijah akan lebih aktif melakukan pembersihan substrat untuk tempat menempelkan telur. Proses pemijahan berlangsung antara pukul 12.00-14.00 dan pembuahan secara eksternal. Kedua induk melakukan penataan posisi telur sehingga rapi, selanjutnya aktif melakukan pembersihan dan perawatan telur, dengan mengibaskan ekor dan menyemprotkan air melalui mulut di sekitar telur. Masa pengeraman telur 7-8 hari. Induk akan memijah kembali 1-2 hari setelah telur menetas.
Panen Larva
Telur yang akan menetas ditandai dengan warna silver dan akan muncul bintik mata pada hari ke-7. Selanjutnya dipindahkan ke bak pemeliharaan larva bersama dengan induknya dan ditempatkan dalam keranjang. Telur akan menetas pada malam hari pukul 19.00-21.00 WIB, dan larva akan langsung masuk ke dalam bak pemeliharaan larva. Jumlah larva yang dihasilkan oleh sepasang induk clownfish dalam satu periode bertelur antara 250-1000 ekor.
Pemeliharaan Larva
Padat penebaran larva dalam akuarium sekitar 3-5 ekor/liter. Wadah pemeliharaan larva terbuat dari seme, fiberglas atau akuarium. Pakan awal larva adalah Branchionu, selanjutnya dapat diberi kopepoda, nauplii artemia dan Diaphanosoma. Pergantian air dilakukan pada hari ke 5 atau bila diperlukan sekitar 20-30%.
Pemeliharaan Benih
Wadah dan perlakuan dalam pemeliharaan benih clownfish sama dengan sistem pemeliharaan calon induk. Pakan benih adalah Diaphanosoma, artemia remaja dan pakan buatan. Setelah benih berukuran 3 cm pemberian pakan buatan prosentasenya lebih besar (80%) dibandingkan dengan hidup (20%), karena pakan hidup hanya sebagai pelengkap nutrisi. Penyiponan dan ganti air dilakukan setiap hari, disesuaikan dengan kondisi kualitas air media.
Pertumbuhan
Perrtumbuhan clownfish tergolong lambat bila dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dari stadia larva sampai mencapai ukuran dewas/ induk memerlukan waktu 7-8 bulan.
Parameter Kualitas Air
Dalam pengelolaan kualitas air diperlukan penyiponan kotoran dan sisa pakan di dasar wadah. Penggantian air minimal 1 kali sehari, sekitar 20-50% atau bila diperlukan. Kisaran parameter kualitas air adalah : Suhu berkisar antara 26-32 derajat celcius, Salinitas 27-32 ppm, DO 3,5-6,5 mg/l, pH 7,8-8,5.
Clownfish |
No comments:
Post a Comment